catatan para kerani tentang ahok

"Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji. Benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia..."
-Basuki Tjahaja Purnama-


Saya ingat sekali barisan kalimat yang meluncur keluar dari seorang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, saat kami sedang makan siang bersama sambil berbagi semangkuk nasi merah di ruangan beliau di Balai Kota.

"Saya ini hanya wakil. Tidak banyak yang mau patuh pada saya. Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu. Cari saja, apa ada surat (keputusan) yang memakai nama dan tanda tangan saya? Tapi saya akan tetap berusaha. Nanti saya akan berbicara dengan pejabat yang terkait..."

Kalimat itu adalah bagian dari pembicaraan antara Pak Ahok, saya dan beberapa teman-teman, para kerani rendahan, mengenai karut marutnya kondisi SDM PNS di DKI. Bagaimana kami, sekelompok hamba sahaya tak bermartabat, dengan tidak tahu dirinya datang dan berkeluh kesah tentang semua keganjilan, ketidakadilan dan ketimpangan SDM di birokrasi. Yang menyejukkan hati saat itu adalah, betapa santai dan rendah hatinya beliau menyambut kami.

Sejujurnya, kami tidak menyangka bahwa Pak Ahok sudi menerima kami tanpa harus repot-repot membuat janji. Kami sampai menyempatkan diri untuk mematut diri di cermin kantor Wakil Gubernur untuk meyakinkan diri bahwa penampilan kami yang kusut dan berantakan ini tak akan membuat orang nomor 2 paling berkuasa di Jakarta itu enggan melihat lalu mengusir kami saat bertemu nanti.

Ternyata apa yang kami khawatirkan itu tak terjadi. Beliau malah dengan sangat ramahnya mengajak makan siang bersama sambil mendengar semua curahan hati dari kami, segelintir orang-orang tak penting dari sekian ribu anak buahnya, mengenai permasalahan yang ada di dunia bawah sana.

Sejak itu, saya menjadi pengagum Pak Ahok. Bukan karena kata orang, dia begini atau begitu. Tetapi karena saya sudah tersihir oleh kharisma beliau. Disambut 1 kali layaknya manusia itu oleh Wakil Gubernur, mungkin bisa saja kami anggap keberuntungan. Namun bila terjadi lebih dari 1 kali dan lagi-lagi disambut dengan semangat yang sama? 

Apalagi setelah pertemuan-pertemuan itu, duetnya dengan Gubernur DKI berhasil membuat beberapa kebijakan yang membuat kening berkerut. Kening siapa? Kening para pejabat yang berada di zona nyaman. Yang merasa terganggu dengan ide-ide gila pemimpin baru Jakarta yang ingin melelangkan semua kursi jabatan. Konsepnya sederhana saja. Anda mampu, anda terpilih. Anda tidak mampu, silakan minggir.

Ini membuat saya optimis bahwa semua pembicaraan yang pernah beliau lakukan dengan kami, tidak sia-sia. Ada usaha yang beliau lakukan untuk menjawab semua keluhan kami walaupun mungkin jalannya tidak akan mudah dan memakan waktu.

Saya tahu dan punya banyak teman baik di kalangan birokrasi DKI yang siap bekerja dengan semangat untuk melayani. Dan saya juga yakin, kalangan inilah yang paling bersorak gembira  karena telah ada sosok yang begitu berani mengambil tempat di depan mereka. Melanjutkan tongkat amanah, memimpin barisan untuk menjadikan Jakarta sebuah kota yang ideal sebagai tempat tinggal manusia.

Sosok Pak Ahok memang sangat kontroversial. Terlepas dari upaya media online yang begitu bersemangat memelintir kata-kata beliau agar terkesan emosional sehingga membuat beberapa kalangan merasa tersinggung, memang sudah ada pihak yang dari awal telah dipenuhi rasa curiga. Merasa diberikan hak mewakili Tuhan untuk menolak keberadaannya dengan alasan Pak Ahok itu seorang non pribumi dan berbeda keyakinan. Dengan kata lain, ciptaan Tuhan tidak boleh dipimpin oleh ciptaan Alien.

Maafkan saya, tetapi saya seribu persen yakin bahwa kelompok-kelompok penentang Pak Ahok menjadi gubernur kemarin memang kelompok yang gagal paham akan ajaran keyakinan mereka sendiri sehingga tak suka dengan kebaikan. Ada yang tidak setuju dengan saya?

Ayolah, siapa di sini yang berani mengatakan kalau dirinya adalah pribumi dan Pak Ahok bukan? Buka dan bacalah catatan sejarah serta buku antropologi, saudara-saudara. Tidak ada kebudayaan nenek moyang kita di Indonesia ini yang tidak terkontaminasi budaya dari luar nusantara. Sebut saja suku Betawi. Menurut dosen saya dulu, Prof. Parsudi Suparlan (alm), suku Betawi itu sebenarnya adalah hasil perpaduan beragam kelompok etnis lain, seperti Melayu, Sunda, Jawa, Arab dan Tionghoa. Jadi menurut hemat saya, sepertinya hanya kaum Pithecanthropus Erectus saja yang boleh mengklaim diri mereka itu pribumi-nya Indonesia...

Jakarta itu kota yang rumit. Tidak ada yang hitam putih. Selalu ada cerita di balik suatu permasalahan kota. Sudah seperti benang kusut. Bila tidak diuraikan segera dengan tegas dan keras, akan semakin menggulung dan tak berbentuk. Terkadang kebijakan yang diambil mungkin tidak populer tetapi selama itu memang sesuai aturan dan menjamin Jakarta akan lebih nyaman untuk ditinggali anak cucu kita nanti, mengapa tidak?

Saya bahagia sekali karena jam 14 tadi siang, Pak Ahok telah dilantik menjadi Gubernur Jakarta walaupun jalan menuju momen tersebut tak mulus dan penuh dengan dagelan. Melalui catatan ini, dengan bangga, saya mengucapkan selamat bekerja kepada Bapak Gubernur saya yang baru.

Tidak banyak pesan yang ingin kami sampaikan. Hanya sekedar harapan dari manusia-manusia pekerja yang mulai mengalami degradasi kesehatan mental karena eksternalitas kehidupan di kota Jakarta.

Tolong jangan kecewakan kami yang mendukung Bapak dari tempat kami berdiri saat ini. Tetaplah lurus. Tetaplah tulus. Tetaplah bersih. Tetaplah bekerja dengan semangat untuk melindungi kepentingan rakyat. Kami akan selalu mengawasi dan mengkritisi dari bawah sini.

Tak lupa, doa-doa akan kami lantunkan selalu untuk Bapak. Semoga bentangan sayap-sayap para malaikat berkenan menaungi dan melindungi Bapak selalu.

19 November.
Di atas ketinggian 30.000 kaki.
Antara Jakarta dan Denpasar.

Comments

Anonymous said…
mbak kristin numpang ninggalin jejak ya.. widi
christin said…
Silakan, widi. Semoga sukses ya semua cita2 kita...^^

Popular Posts