mencari tuhan

Terlalu banyak orang yang mengklaim dirinya adalah pembela Tuhan. Menistakan keyakinan mahluk lain yang berbeda iman. Nyawa pun jadi tak ada harganya saat nilai-nilai, yang diyakini adalah kebenaran mutlak, berada di posisi lebih tinggi dari keberadaan hidup manusia.

Mengapa Tuhan harus dibela? Apakah Unsur yang kita sembah ini, begitu tak berdayanya, hingga kita harus membela Dia? Tak perlu lah menjadi orang suci hanya untuk mengerti konsep bahwa Tuhan lah yang membela dan melindungi manusia. Bukan sebaliknya.

Menjadi ironis saat pengertian tentang Tuhan ternyata tidak berbanding linear dengan peradaban manusia. Peradaban yang semakin tinggi itu hanya berpengaruh pada cara-cara yang digunakan manusia untuk menghapus nyawa sesamanya atas nama Tuhan. Namun tidak pada cara kita memahami Tuhan.

Usaha manusia memaknai Tuhan memang sudah berlangsung ribuan tahun lamanya. Peradaban primitif mana yang tidak mengenal sosok adanya kekuatan yang lebih besar dari manusia? Bahwa begitu banyaknya filsuf dari zaman Yunani kuno yang menelurkan beragam teori tentang Tuhan, itu adalah bukti adanya usaha membongkar pemikiran manusia yang cenderung terjebak dalam nilai dan dogma yang sekunder mengenai Tuhan.

Mungkin karena muak melihat betapa naifnya manusia mereduksi nilai Tuhan dalam interpretasi yang begitu dangkal itu lah, Nietzsche pun terdorong berkomentar keras dengan mengatakan "Tuhan sudah mati".

Pada akhirnya, saat manusia gamang dalam pemahamannya mengenai Tuhan, Dia akhirnya tak lebih hanya menjadi konsep belaka. Sekedar dampak dari spekulasi mental manusia untuk lari dari ketidakberdayaannya. Hanya menjadi pelarian ketika manusia tidak mendapat jawaban atas semua pertanyaannya.

Marilah melihat Tuhan dalam diri kita dan diri orang lain, tanpa harus terjebak mencari di tempat yang super tinggi, di negeri antah berantah. Keberadaan manusia yang tak sempurna adalah tanda keterbatasan kita untuk memahamiNya hanya melalui sudut pandang kita sendiri.

Beberapa komunitas beragama menuduh John Lennon sesat hanya karena lirik lagunya yang mengandaikan tidak ada agama, surga dan neraka. Mengapa tidak dijadikan bahan untuk introspeksi diri? Sudah berapa juta kah manusia mati sia-sia dari ratusan atau ribuan tahun hanya karena konsep surga dan neraka itu?

Bukankah pemahaman akan keberadaan Tuhan dengan surga dan neraka-nya itu harusnya bisa membantu manusia bersikap lebih bijaksana dalam menyikapi hidup dan segala keberagamannya? Mampu menginspirasi kita untuk menciptakan surga-surga kecil di bumi, yang kadang untuk sebagian besar manusia, sudah seperti neraka. Mengapa justru malah dijadikan topeng untuk menutupi ketidakmampuan manusia memahami cinta Tuhan yang tak terbatas itu?

...
Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

Comments

Popular Posts