selamat bermimpi!

kuta, oktober 2005


Pemandangan laut saat matahari terbenam itu sangat indah ya? Ingin sekali saya memiliki bingkai pemandangan seperti itu di halaman belakang rumah. Sudah terbayang-bayang dalam otak saya, betapa hangatnya suasana rumah bila pemandangan ini terpapar jelas dari setiap sudut ruang rumah.


Bila kelak tua nanti, saya mencurigai diri saya, pasti akan selalu menghabiskan hari-hari panjang dengan duduk di beranda belakang rumah. Menelan lekat-lekat gambar yang tercipta bila senja tiba. Saya pasti akan duduk melamun bersama hembusan angin laut dan rasa lengket yang melekat di sekujur kulit.


Sambil menikmati pemandangan, otak tua saya pun akan berputar mengenang masa-masa kejayaan yang pernah dimiliki, di suatu waktu yang berbeda. Menghitung berkat yang telah saya terima sepanjang hidup. Kebaikan yang pernah dirasakan atau keputusan hidup yang telah dipilih (dengan otak atau tanpa memakai otak!). Semuanya terasa nikmat karena warna senja itu. Senikmat susu coklat yang saya minum sebagai asupan selingan karena gigi-gigi tua saya, yang mungkin sudah tak kuat meremukkan makanan padat jenis apapun. Lalu saat saya berdiri, terdengarlah suara tulang berderak! Tanda kekuatan yang sudah berkurang jauh. Tulang yang kelelahan karena harus menyangga kehidupan berpuluh-puluh tahun lamanya.


Walau begitu, saya yakin sekali. Cantiknya pantulan bias senja di garis pantai yang membentang di belakang halaman rumah itu, akan memberi kekuatan baru pada saya untuk menjalani masa yang tersisa. Kekuatan untuk mampu kembali duduk di beranda belakang bila sore menjelang. Kekuatan untuk tetap menunggu warna-warni matahari yang terbenam itu dengan khidmat. Tanpa atau dengan belahan jiwa yang mendekap hangat. Mungkin hanya bersama anak-anak, dari buah hati saya, yang menggenggam erat tangan keriput saya.


Sudah bisa saya bayangkan, wajah-wajah muda merona yang dengan sopan berusaha terlihat tertarik. Mencoba mendengarkan luapan cerita masa muda di suatu ketika. Begitu bersemangatnya saya bertutur, hingga tanpa saya sadari, kisah-kisah saya yang berulang-ulang itu akhirnya terhafalkan sudah oleh mereka.


Satu dari sejuta mimpi. Saya tidak tahu, apakah mimpi ini akan terwujud. Tetapi saya ingin sekali memiliki lukisan alam seperti itu di halaman belakang rumah. Laut, pantai dan langit senja-nya. Mereka adalah satu dari sekian manifestasi yang akan mengingatkan saya tentang keindahan. Tentang cinta. Tentang kelemahlembutan. Tentang kesetiaan. Beberapa hal yang memampukan manusia bermetamorfosis sempurna dalam alam semesta.


Selamat Tahun Baru 2011. Selamat bermimpi...

Comments

Popular Posts