menjadi ibu itu tidak mudah

Kata siapa? Ini kata saya, berdasarkan pengalaman saya sendiri. Sebenarnya saya sendiri belum lama menjadi ibu, baru 2 tahun 5 bulan 27 hari. Ibarat karir, pengalaman saya bisa dianggap belum cukup, masih harus banyak belajar malah.

Menjadi Ibu adalah suatu pengalaman yang mendebarkan untuk saya. Mengapa? Karena banyak sekali kejutan yang saya temui, yang mampu membuat jantung saya lepas. Seperti saat anak saya jatuh dari tempat tidur, jatuh karena berebut sepeda dengan anak tetangga atau ketika jarinya terjepit pintu mobil hingga kukunya pun akhirnya harus lepas (mudah-mudahan pengalaman ini tidak dialami oleh ibu-ibu yang lain).

Tidak terhitung juga, berapa sering kepalanya membentur dinding atau meja. Pernah juga, satu saat, tiba-tiba anak saya dengan tenangnya memanjat teralis jendela rumah hingga tangannya bisa menyentuh lubang angin di atas jendela. Semuanya itu benar-benar membuat saya was-was.

Belum lagi, ditambah rasa bersalah bila anak saya jatuh atau terluka, karena ada perasaan seakan-akan saya tidak bisa menjaganya dengan baik. Padahal, sebenarnya tidak perlu begitu ya? Sementara bila anak saya sakit, perasaan panik yang akan datang. Apalagi bisa sakitnya itu diiringi demam tinggi. Saya seperti mendapat tenaga ekstra untuk tidak tidur dan memegang termometer sepanjang malam.

Walau begitu, ada juga pengalaman mendebarkan yang menyenangkan untuk saya. Seperti saat anak saya mampu berjalan sendiri tanpa harus dituntun lagi, mendengar dia mampu mengucapkan kata 'ayah-bunda' untuk pertama kalinya atau saat dia mengucapkan angka 1 sampai 10 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Rasanya menyenangkan melihat perkembangan anak saya dari hari ke hari, tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

Satu hal lagi, menjadi Ibu itu juga melelahkan. Ibu saya pernah berkata supaya saya jangan mengatakan kata lelah dalam mengasuh anak. Sebaiknya diganti kata repot. Tapi menurut saya, apa yang saya alami ya itu yang saya katakan. Saya lelah. Titik. Tapi saya memilih untuk lelah.

Seperti saat saya memberikan ASI untuk anak pertama, leher, punggung, dan pinggang saya pasti pegal sekali (dan itu terjadi selama 1 tahun lebih). Atau saat saya menggendong anak saya saat masih bayi, bahu dan tangan kiri saya pasti sakit. Itu kenyataannya. Tapi itu tidak membuat saya menyesal mengambil pilihan untuk rela berlelah-lelah karena ternyata semua itu akan langsung lenyap saat mereka memeluk saya sambil berkata," I love u too, bunda."

Menjadi Ibu berarti harus siap berteman dengan berbagai macam perasaan (tidak menyenangkan) dan itu tentu tidak mudah. Apa yang saya ceritakan ini, hanyalah sebagian kecil dari pengalaman menjadi seorang Ibu. Ibu bukan superwoman. Pengalamannya pasti ada yang susah dan senang. Tapi saya percaya bahwa sebagian besar pengalaman menjadi seorang Ibu itu adalah pengalaman yang menyenangkan. Tapi intinya, menjadi Ibu itu pilihan. Jadi, mari kita menjalani peran itu dengan sadar dan bahagia. Selamat Hari Ibu!

Comments

Popular Posts