selamat hari perempuan!
Menurut Wikipedia, peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronos, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret.
Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.
Lalu bagaimana sejarah Hari Ibu versi Indonesia?Jadi bagaimana ceritanya hingga 22 Desember ditetapkan menjadi Hari Ibu?
Buat saya pribadi, penyebutan perempuan itu bermakna lebih luas. Pemaknaan perempuan sebagai ibu hanya berfokus pada 1 fungsi saja yaitu fungsi reproduksi. Penghargaan yang diberikan hanya sebatas pada perannya sebagai pendamping suami dan pengasuh anak. Bagaimana dengan kaum perempuan yang tidak menikah dan tidak memiliki anak? Padahal informasi menyebutkan bahwa perempuan yang menggagas Kongres di Yogyakarta itu kaum pemudi alias belum menikah. Jadi, akan lebih tepat bila tanggal 22 Desember itu disebut sebagai Hari Perempuan Indonesia.
Bukannya saya tidak setuju dengan Hari Ibu. Saya hanya ingin mengetahui intisari pemaknaan Hari Ibu yang kita rayakan setiap tahun. Kalau saya boleh mengusulkan, sebaiknya ada 1 hari lagi yang kita jadikan Hari Ibu dengan pemaknaan yang sama dengan Hari Ibu di mancanegara. Karena menurut saya, peran Ibu itu sangat luar biasa susahnya. Dan kalau boleh, sebaiknya kedua hari itu, Hari Perempuan dan Hari Ibu, dijadikan hari libur nasional! Ide bagus, bukan?
Comments